Jumat, 22 November 2013

Buang Sapi Di Kawah Gunung Bromo




“Tuhan menciptakan alam, kita yang menyebarkan keindahannya”

Teknologi sudah memudahkan kita untuk bisa berbagi dalam segala hal, termasuk berbagi keindahan alam yang sudah Tuhan berikan kepada kita melalui foto. Gunung Bromo yang merupakan salah satu dari sekian banyak gunung di Indonesia yang tak ada habisnya untuk di eksplorasi. Gunung yang mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut ini terletak di Taman Nasional Bromo di antara wilayah Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.

Gunung yang diapit oleh dua gunung lainnya yaitu Gunung Batok dan Gunung Kuirsi ini lebih nyaman bila diakses melalui Kota Probolinggo. Selain moda transportasi yang memadai juga kondisi jalan aspalnya sangat baik. Total jarak dari terminal Probolinggo menuju lokasi kurang lebih sekitar 40 kilometer.

Saya yang sejak kecil tinggal di dekat wilayah Gunung Bromo, tepatnya di Desa Lumbang paham betul mengapa Gunung ini mempunyai daya tarik yang sangat besar, bukan saja akan keindahannya, tapi juga budaya dari penduduk setempat yang unik. Mayoritas penduduk di sekitar Gunung Bromo adalah suku Tengger. Jika melihat sedikit sejarah dari Gunung Bromo sangatlah menarik.

Nama Tengger berasal dari gabungan nama dua legenda yaitu Roro Anteng dan Joko Seger, sedangkan nama Bromo diambil dari nama Brahma sang Dewa pencipta. Maka oleh masyarakat Jawa disebut menjadi Bromo.

Jika bicara tentang keindahan alam Gunung Bromo siapapun tak akan pernah meragukan, tapi ada sisi menarik lainnya yaitu budaya upacara Yadnya Kasada atau lebih dikenal dengan sebutan Kasodo. Upacara ini diadakan setiap tanggal 14-15 bulan kasodo atau bulan kesepuluh menurut penanggalan kalender Jawa. Biasanya upacara Kasodo dilaksanakan tepat pada bulan purnama.

Sebelum upacara Kasodo, biasanya diawali dengan resepsi yang dihadiri oleh tokoh  adat yang digelar di pendopo agung. Lalu ritual berlanjut dengan berbondong-bondongnya masyarakat suku Tengger menuju Pura Luhur Poten yang terletak di tengah lautan pasir tepat di kaki Gunung Bromo dengan maksud untuk meminta izin kepada leluhur sebelum acara puncak yaitu upacara Kasodo digelar.

Setelah melewati tahap-tahap yang sudah menjadi budaya maka upacara Kasodo pun dilaksanakan tepat di bibir kawah Gunung Bromo. Mereka membawa hewan ternak dan hasil bumi seperti sapi, kambing, sayur mayor, bunga, dan juga uang.

Ritual ini sendiri  berasal dari legenda kuno dua orang leluhur suku Tengger, yaitu Roro Anteng dan Joko Seger yang pada dahulu kala mengorbankan anaknya untuk dijadikan persembahan setelah sebelumnya mengadakan perjanjian kepada Dewa jika mereka mempunyai anak. Akhirnya mereka mempunyai 25 orang anak dan anak bungsunya yang dijadikan pengorbanan.

Menurut kepercayaan suku Tengger, dengan melemparkan hewan ternak dan hasil bumi mereka ke kawah Gunung Bromo mereka berharap keluarganya diberikan keselamatan dan kemakmuran. Dan juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur,

Itulah sedikit cerita dari Gunung Bromo, sebuah tempat yang masih banyak menyimpan misteri tapi juga mempunyai budaya yang sangat pantas untuk diabadikan melalui foto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar