“Tuhan menciptakan alam, kita
yang menyebarkan keindahannya”
Teknologi sudah memudahkan
kita untuk bisa berbagi dalam segala hal, termasuk berbagi keindahan alam yang
sudah Tuhan berikan kepada kita melalui foto. Gunung Bromo yang merupakan salah satu dari sekian banyak gunung di
Indonesia yang tak ada habisnya untuk di eksplorasi. Gunung yang mempunyai
ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut ini terletak di Taman Nasional
Bromo di antara wilayah Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.
Gunung yang diapit oleh dua
gunung lainnya yaitu Gunung Batok dan Gunung Kuirsi ini lebih nyaman bila
diakses melalui Kota Probolinggo. Selain moda transportasi yang memadai juga
kondisi jalan aspalnya sangat baik. Total jarak dari terminal Probolinggo
menuju lokasi kurang lebih sekitar 40 kilometer.
Saya yang sejak kecil
tinggal di dekat wilayah Gunung Bromo, tepatnya di Desa Lumbang paham betul
mengapa Gunung ini mempunyai daya tarik yang sangat besar, bukan saja akan keindahannya,
tapi juga budaya dari penduduk setempat yang unik. Mayoritas penduduk di
sekitar Gunung Bromo adalah suku Tengger. Jika melihat sedikit sejarah dari
Gunung Bromo sangatlah menarik.
Nama Tengger berasal dari
gabungan nama dua legenda yaitu Roro Anteng dan Joko Seger, sedangkan nama
Bromo diambil dari nama Brahma sang Dewa pencipta. Maka oleh masyarakat Jawa
disebut menjadi Bromo.
Jika
bicara tentang keindahan alam Gunung Bromo siapapun tak akan pernah meragukan,
tapi ada sisi menarik lainnya yaitu budaya upacara Yadnya Kasada atau lebih
dikenal dengan sebutan Kasodo. Upacara ini diadakan setiap tanggal 14-15 bulan
kasodo atau bulan kesepuluh menurut penanggalan kalender Jawa. Biasanya upacara
Kasodo dilaksanakan tepat pada bulan purnama.
Sebelum
upacara Kasodo, biasanya diawali dengan resepsi yang dihadiri oleh tokoh adat yang digelar di pendopo agung. Lalu
ritual berlanjut dengan berbondong-bondongnya masyarakat suku Tengger menuju
Pura Luhur Poten yang terletak di tengah lautan pasir tepat di kaki Gunung
Bromo dengan maksud untuk meminta izin kepada leluhur sebelum acara puncak
yaitu upacara Kasodo digelar.
Setelah
melewati tahap-tahap yang sudah menjadi budaya maka upacara Kasodo pun
dilaksanakan tepat di bibir kawah Gunung Bromo. Mereka membawa hewan ternak dan
hasil bumi seperti sapi, kambing, sayur mayor, bunga, dan juga uang.
Ritual
ini sendiri berasal dari legenda kuno
dua orang leluhur suku Tengger, yaitu Roro Anteng dan Joko Seger yang pada
dahulu kala mengorbankan anaknya untuk dijadikan persembahan setelah sebelumnya
mengadakan perjanjian kepada Dewa jika mereka mempunyai anak. Akhirnya mereka
mempunyai 25 orang anak dan anak bungsunya yang dijadikan pengorbanan.
Menurut kepercayaan suku Tengger,
dengan melemparkan hewan ternak dan hasil bumi mereka ke kawah Gunung Bromo
mereka berharap keluarganya diberikan keselamatan dan kemakmuran. Dan juga sebagai
ungkapan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi dan para leluhur,
Itulah sedikit cerita dari
Gunung Bromo, sebuah tempat yang masih banyak menyimpan misteri tapi juga
mempunyai budaya yang sangat pantas untuk diabadikan melalui foto.