![]() |
Poster Utama |
Salah satu film franchise persembahan dari Paramount Pictures dan Skydance Productions yang sangat di tunggu2 oleh para Trekie (sebutan fans Star Trek) termasuk diriku. Ya…Star Trek, film yang bercerita tentang peradaban manusia 200 tahun kemudian hasil imajinasi dari Gene Rodenberry. Tentu para Trekie sudah menanti selama 4 tahun sejak peluncuran sekuel pertama di era J.J Abrams, atau ini adalah episode yang ke 12 dari seluruh film Film Star Trek. Film ini memang unik, jarang ada komunitas yang tergabung dalam Indonesian Star Trek Community ini berawal dari kecintaannya pada tokoh2 hasil karya Gene, dan tentu saja teknologi masa depan yang diusungnya pasti memberi nilai lebih. Sampai2 di Jakarta komunitas itu mengadakan acara nonton bareng saat rilis perdana di Indonesia.
Star Trek Into Darkness versi
J.J Abrams yang mengangkat unsur bertema
futuristik dan kosmolit ini menarik untuk disimak, terutama untuk para penonton
yang gemar mempelajari ruang angkasa. Abrams memanjakan penonton dengan efek CGI canggih,
menampilkan pemandangan luar angkasa yang menawan, apalagi jika dinikmati
melalui layar 3D. Sayangnya Botani XXI gak menyediakan versi 3D nya.
Film
yang berbudget 190 juta dolar AS ini masih membawa teknologi Star Trek seperti
warp drive (berpindah super cepat), transporter, communicator (teknologi
komunikasi individu dengan pesawat), shields (perisai pelindung).Abrams mengambil
tema cerita dari unsur-unsur film Star Trek II: The Wrath of Khan (1982).
Film
yang berdurasi 133 menit tetap menampilkan hubungan persahabatan antara Kirk dan
Spock terjalin apik dan menyentuh, sehingga ketika mereka beradu cara dan
pendapat, mapun ketika berdamai dan berkolaborasi membangun greget dan
perpaduan yang seharusnya ada.
Terbukti, di minggu pertama
perilisannya, Star Trek sudah meraup 84 juta dolar AS, berhasil “menendang”
Iron Man 3 dari posisi puncak box office Amerika Serikat. Situs agregator Rotten
Tomatoes pun memberi nilai 86%, jauh
mengungguli Iron Man 3 yang hanya dapat 76%.
Antara Insting dan Logika
Cerita di buka dengan adegan di Planet Nibiru, dimana James T. Kirk (Chris
Pine) dan kru nya harus menyelamatkan sebuah planet primitif dari kehancuran
yang sebabkan oleh letusan gunung merapi. Seperti di film pertama perselisihan
kerap terjadi antara Kirk yang lebih mengandalkan insting dan nalurinya dalam
mengambil keputusan harus berbenturan dengan Spock (Zachari Quinto) yang selalu
menggunakan logika dan sangat kalkulatif dalam bersikap. Kirk yang merasa di
khianati oleh Spock dalam membuat laporan misinya di Nibiru harus menerima kenyataan
pangkatnya di cabut. Kirk di anggap melanggar peraturan dengan mempertontonkan
USS Enterprise kepada penduduk di Nibiru dan ini sangat bertentangan dengan
prinsip Spock. Di awal cerita sutradara
sengaja menyuguhkan pendalaman karakter yang menyentuh sebelum memasuki dunia
Trek.
![]() |
Bersiap menuju Kronos |
![]() |
Kirk bersama Carol |
![]() |
Spock yang khas dengan gaya poni nya |
My
Name Is Khan
Eiitss…ini gak ada
hubungannya dengan film Shahrukh Khan di film My Name Is Khan lho. Itu adalah
cuplikan diaog dari tokoh villain yang bernama John Harrison alias Khan
(Benedict Cumberbatch). Dan kayaknya aku jatuh hati pada karakter ini, Khan
termasuk villain yang sempurna. Dingin, tak berperasaan, misterius, sadis
sekaligus “sakti”. Khan merupakan manusia rekayasa genetik hasil ciptaan
Alexander Marcus (Peter Weller). Salah satu proyek ambisius Federasi untuk
memulai perang melawan Kekaisaran Klingon. Khan memulai aksinya dengan sengaja
menolong Thomas Harewood (Noel Clarke) yang notabene adalah seorang pekerja di
Starfleet dimana anak perempuannya sedang menderita koma. Khan mendonorkan
darahnya untuk menolong sang putri dengan imbalan Harewood harus menghancurkan
markas Starfleet. Setelah Starfleet hancur, Federasi segera menggelar siding untuk
menangkap Khan, tapi sebelum rapat itu selesai kembali Khan menyerang membabi
buta mengunakan Jumpship yang mengakibatkan Christhopher Pike (Bruce Greenwood) langsung tewas seketika.
Setelah kejadian itu Kirk dan Spock bertekad membalas dendam dengan mengejar
Khan hingga ke Kronos.
![]() |
Adu argumen |
![]() |
Adegan yang di kritik oleh penggemar, tak pantas. |
Pertarungan
Khas Trek
Dalam pengejaran
mereka mengalami kendala, USS Enterprise yang sejatinya merupakan pesawat
penjelajah luar angkasa, dan bukan di desain untuk bertempur mengalami
kerusakan di bagian inti warp, yang mengakibatkan USS Enterprise berhenti
mendadak tak jauh dari tempat Klingon berada. Pertempuran tak terhindarakan
antara Pasukan Klingon vs Kirk dkk. Lalu tiba2 Khan datang menolong Kirk disaat
dia terpojok oleh serangan pasukan Klingon. Terjadi dualisme pemikiran di otak
Kirk yang menyisakan pertanyaan siapa sebenarnya Khan? musuh atau teman?.
Khan
memang berakting menjanjikan di film ini, yang memang berhasil memperdaya Kirk
untuk memuuskan niatnya membunuh Marcus.
![]() |
Pertarungan Klingon vs Kirk dkk |
USS
Enterprise Yang Malang
Sejak di sekuel
pertama vesi J.J Abrams ini, Enterprise memang selalu mendapat perlakuan buruk,
disisi lain di banggakan tapi selalu di hancur leburkan. Adegan hancur2an
kembali lagi di Into Darkess, dimana USS Enterprise sangat tak berdaya
mengahadapi agresi USS Vengeance yang di komandoi oleh Marcus. Dan setelah diketahui
kedok asli dari Khan, segera kru dari Enterprise meledakkan USS Vengeance
dengan 72 torpedo modifikasi dari Dr. Bones. USS Vengeance hancur tapi USS
Enterprise kehilangan tenaga yang langsung tersedot gravitasi bumi. Kirk
kembali jadi pahlawan dengan aksi heroiknya menghidupkan kembali inti warp
secara manual. Dan aksi ini memang diabayar mahal, Kirk harus menghembuskan
nafas terakhirnya di dalam ruangan yang penuh radiasi aktif. Setelah Kirk
tewas, Spock berniat mengejar Khan untuk membalas dendam. Akhirnya Kirk bisa
selamat berkat bantuan darah dari Khan.
![]() |
USS Enterprise yang selalu jadi bulan2an |
“Perbedaan
pendapat dari orang lain jangan dijadikan sesuatu yang meyimpang, kadang ide yang tak pernah kita
pikirkan bisa mengubah jalan hidup kita kearah lebih baik. Perbedaan bukan
untuk dijauhi tapi untuk saling melengkapi”. Kira2 itulah pesan moral yang
ingin di sampaikan Abrams lewat film ini.
Salam 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar