Rabu, 22 Mei 2013

Star Trek Into Darkness : Futuristik, Kepemimpinan dan Persahabatan



Poster Utama

Salah satu film franchise persembahan dari Paramount Pictures dan Skydance Productions yang sangat di tunggu2 oleh para Trekie (sebutan fans Star Trek) termasuk diriku. Ya…Star Trek, film yang bercerita tentang peradaban manusia 200 tahun kemudian hasil imajinasi dari Gene Rodenberry. Tentu para Trekie sudah menanti selama 4 tahun sejak peluncuran sekuel pertama di era J.J Abrams, atau ini adalah episode yang ke 12 dari seluruh film Film Star Trek. Film ini memang unik, jarang ada komunitas yang tergabung dalam Indonesian Star Trek Community ini berawal dari kecintaannya pada tokoh2 hasil karya Gene, dan tentu saja teknologi masa depan yang diusungnya pasti memberi  nilai lebih. Sampai2 di Jakarta komunitas itu mengadakan acara nonton bareng saat rilis perdana di Indonesia.

Star Trek Into Darkness versi J.J Abrams yang mengangkat  unsur bertema futuristik dan kosmolit ini menarik untuk disimak, terutama untuk para penonton yang gemar mempelajari ruang angkasa. Abrams  memanjakan penonton dengan efek CGI canggih, menampilkan pemandangan luar angkasa yang menawan, apalagi jika dinikmati melalui layar 3D. Sayangnya Botani XXI gak menyediakan versi 3D nya.
Film yang berbudget 190 juta dolar AS ini masih membawa teknologi Star Trek seperti warp drive (berpindah super cepat), transporter, communicator (teknologi komunikasi individu dengan pesawat), shields (perisai pelindung).Abrams mengambil tema cerita dari unsur-unsur film Star Trek II: The Wrath of Khan (1982).

Film yang berdurasi 133 menit tetap menampilkan hubungan persahabatan antara Kirk dan Spock terjalin apik dan menyentuh, sehingga ketika mereka beradu cara dan pendapat, mapun ketika berdamai dan berkolaborasi membangun greget dan perpaduan yang seharusnya ada.
Terbukti, di minggu pertama perilisannya, Star Trek sudah meraup 84 juta dolar AS, berhasil “menendang” Iron Man 3 dari posisi puncak box office Amerika Serikat. Situs agregator Rotten Tomatoes pun memberi nilai 86%,  jauh mengungguli Iron Man 3 yang hanya dapat 76%.

Antara Insting dan Logika
Cerita di buka dengan adegan di Planet Nibiru, dimana James T. Kirk (Chris Pine) dan kru nya harus menyelamatkan sebuah planet primitif dari kehancuran yang sebabkan oleh letusan gunung merapi. Seperti di film pertama perselisihan kerap terjadi antara Kirk yang lebih mengandalkan insting dan nalurinya dalam mengambil keputusan harus berbenturan dengan Spock (Zachari Quinto) yang selalu menggunakan logika dan sangat kalkulatif dalam bersikap. Kirk yang merasa di khianati oleh Spock dalam membuat laporan misinya di Nibiru harus menerima kenyataan pangkatnya di cabut. Kirk di anggap melanggar peraturan dengan mempertontonkan USS Enterprise kepada penduduk di Nibiru dan ini sangat bertentangan dengan prinsip Spock.  Di awal cerita sutradara sengaja menyuguhkan pendalaman karakter yang menyentuh sebelum memasuki dunia Trek.

Bersiap menuju Kronos
Kirk bersama Carol
Spock yang khas dengan gaya poni nya
My Name Is Khan
Eiitss…ini gak ada hubungannya dengan film Shahrukh Khan di film My Name Is Khan lho. Itu adalah cuplikan diaog dari tokoh villain yang bernama John Harrison alias Khan (Benedict Cumberbatch). Dan kayaknya aku jatuh hati pada karakter ini, Khan termasuk villain yang sempurna. Dingin, tak berperasaan, misterius, sadis sekaligus “sakti”. Khan merupakan manusia rekayasa genetik hasil ciptaan Alexander Marcus (Peter Weller). Salah satu proyek ambisius Federasi untuk memulai perang melawan Kekaisaran Klingon. Khan memulai aksinya dengan sengaja menolong Thomas Harewood (Noel Clarke) yang notabene adalah seorang pekerja di Starfleet dimana anak perempuannya sedang menderita koma. Khan mendonorkan darahnya untuk menolong sang putri dengan imbalan Harewood harus menghancurkan markas Starfleet. Setelah Starfleet hancur, Federasi segera menggelar siding untuk menangkap Khan, tapi sebelum rapat itu selesai kembali Khan menyerang membabi buta mengunakan Jumpship yang mengakibatkan Christhopher  Pike (Bruce Greenwood) langsung tewas seketika. Setelah kejadian itu Kirk dan Spock bertekad membalas dendam dengan mengejar Khan hingga ke Kronos.

Adu argumen
Adegan yang di kritik oleh penggemar, tak pantas.

Pertarungan Khas Trek
Dalam pengejaran mereka mengalami kendala, USS Enterprise yang sejatinya merupakan pesawat penjelajah luar angkasa, dan bukan di desain untuk bertempur mengalami kerusakan di bagian inti warp, yang mengakibatkan USS Enterprise berhenti mendadak tak jauh dari tempat Klingon berada. Pertempuran tak terhindarakan antara Pasukan Klingon vs Kirk dkk. Lalu tiba2 Khan datang menolong Kirk disaat dia terpojok oleh serangan pasukan Klingon. Terjadi dualisme pemikiran di otak Kirk yang menyisakan pertanyaan siapa sebenarnya Khan? musuh atau teman?.
Khan memang berakting menjanjikan di film ini, yang memang berhasil memperdaya Kirk untuk memuuskan niatnya membunuh Marcus.
Pertarungan Klingon vs Kirk dkk
USS Enterprise Yang Malang
Sejak di sekuel pertama vesi J.J Abrams ini, Enterprise memang selalu mendapat perlakuan buruk, disisi lain di banggakan tapi selalu di hancur leburkan. Adegan hancur2an kembali lagi di Into Darkess, dimana USS Enterprise sangat tak berdaya mengahadapi agresi USS Vengeance yang di komandoi oleh Marcus. Dan setelah diketahui kedok asli dari Khan, segera kru dari Enterprise meledakkan USS Vengeance dengan 72 torpedo modifikasi dari Dr. Bones. USS Vengeance hancur tapi USS Enterprise kehilangan tenaga yang langsung tersedot gravitasi bumi. Kirk kembali jadi pahlawan dengan aksi heroiknya menghidupkan kembali inti warp secara manual. Dan aksi ini memang diabayar mahal, Kirk harus menghembuskan nafas terakhirnya di dalam ruangan yang penuh radiasi aktif. Setelah Kirk tewas, Spock berniat mengejar Khan untuk membalas dendam. Akhirnya Kirk bisa selamat berkat bantuan darah dari Khan.

USS Enterprise yang selalu jadi bulan2an

“Perbedaan pendapat dari orang lain jangan dijadikan sesuatu yang meyimpang, kadang ide yang tak pernah kita pikirkan bisa mengubah jalan hidup kita kearah lebih baik. Perbedaan bukan untuk dijauhi tapi untuk saling melengkapi”. Kira2 itulah pesan moral yang ingin di sampaikan Abrams lewat film ini.

Salam 21



Tidak ada komentar:

Posting Komentar