Rabu, 13 November 2013

Thor 2 : The Dark World (Lucu dan Kebablasan)

Oke, aku akan mulai dengan kata-kata pembuka, yaitu jika mau nonton Thor 2 silahkan pelototin dulu The Avenger jika gak mau bawel trus garuk-garuk kepala atau malah ntar banting HP lagi sepanjang pemutaran film yang berdurasi 128 menit itu. :)

Kenapa? Masih tanya kenapa? Thor 2 jelas-jelas adalah kelanjutan dari The Avenger, sama seperti Iron Man 3 yang juga melanjutkan kisah perjalanan super hero jebolan Marvel itu. Banyak benang merah yang menghubungkan antara Thor dengan The Avenger seperti adanya kehadiran karakter Erik Selvig, si ilmuwan gila yang berhasil melakukan penemuan spektakuler dengan berhasil menghubungkan dua dunia, lebih tepatnya dua planet. Semacam alat teleportasi antar antariksa.

Adalah Thor, tokoh fiksi karya Marvel yang diciptakan oleh Stan Lee itu membawa pulang paksa Loki, adik kandungnya yang bandelnya gak ketulungan. Maka dalam mitologi yunani kuno, Loki di juluki Dewa Kenakalan. Lucu, didunia dewa, jika membunuh orang dan melakukan kerusakan cukup dibilang nakal hehe…

Ceritanya, Thor membawa Loki untuk dihadapkan ke ayahnya Odin yang tak lain adalah penguasa Asgard. Loki dihukum dengan hukuman penjara atas ulahnya memporak porandakan kota New York di film The Avenger.

Dan adalah Malekith yang notabene peri dari dunia hitam yang punya dendam gak ketulungan sama Kerajaan Asgard, berambisi mengubah bumi menjadi gelap gulita dengan kekuatan yang dia miliki melalui Aether.
Dan lagi-lagi planet bumi selalu jadi korban. Dan seperti pada film-film super hero lainnya, pakem plot cerita sudah mulai bergeser dengan menitikberatkan bahwa “sang jagoan gak selalu jagoan”.

Makhluk bumi yang dianggap sebagai karakter biasa-biasa aja dibanding kekuatan super para dewa, ternyata memiliki peran besar. Kesimpulannya, jika tidak ada Erik Selvig, Jane Foster, dan Cordy, Thor pun akan melempem melawan Malekith.

Jalan cerita agak mirip-mirip banget sama Man of Steel, cuma beda bumbu aja kok. Film ini pun sangat nikmat sekali jika ditonton dengan format 3D. Banyak adegan-adegan pop up yang merupakan sajian utama di film berformat 3D. Dan untungnya film ini memang direkam dengan kamera 3D.

Dan rasanya kurang lengkap jika film bertaraf box office ini tidak disertai joke-joke segar ala Hollywood. Tetap lucu dan gak garing, tapi juga menegangkan dengan aksi yang ugal-ugalan. Sangat cocok untuk penggemar film fiksi ilmiah yang doyan ledakan dimana-mana.

Tapi ada yang aneh juga sih, kok bisa Kerajaan Asgard yang punya senjata dan pertahanan militer sangat canggih tapi gak ada alat apa yang disebut “handphone”. Seorang Thor pun harus kebingunan pas Jane Foster harus mengeluarkan handphone nya untuk berkomunikasi dari planet lain ke planet bumi. Hohoho… ide cerita brilian yang kebablasan.

Bicara tentang kualitas film ditangan pengamat, Thor mendapat reputasi lumayan dengan rating 7,7

Trus gimana dengan duit??? Nah ini dia yang dicari-cari semua orang, duit emang penting, dan Thor memang sukses besar dengan mengeruk keuntungan sementara USD 86 juta walaupun belum bisa menandingi kejayaan Iron Man 3 yang masih duduk manis di peringkat 5 sebagai film terlaris sepanjang masa.

Sudahlah gak usah mikirin para kritikus, toh mereka juga belum tentu bisa membuat film sekeren Thor, hanya bisa cuap-cuap. Dan hal yang penting adalah Thor 2 tidak merugi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar