Rabu, 22 Mei 2013

Star Trek Into Darkness : Futuristik, Kepemimpinan dan Persahabatan



Poster Utama

Salah satu film franchise persembahan dari Paramount Pictures dan Skydance Productions yang sangat di tunggu2 oleh para Trekie (sebutan fans Star Trek) termasuk diriku. Ya…Star Trek, film yang bercerita tentang peradaban manusia 200 tahun kemudian hasil imajinasi dari Gene Rodenberry. Tentu para Trekie sudah menanti selama 4 tahun sejak peluncuran sekuel pertama di era J.J Abrams, atau ini adalah episode yang ke 12 dari seluruh film Film Star Trek. Film ini memang unik, jarang ada komunitas yang tergabung dalam Indonesian Star Trek Community ini berawal dari kecintaannya pada tokoh2 hasil karya Gene, dan tentu saja teknologi masa depan yang diusungnya pasti memberi  nilai lebih. Sampai2 di Jakarta komunitas itu mengadakan acara nonton bareng saat rilis perdana di Indonesia.

Star Trek Into Darkness versi J.J Abrams yang mengangkat  unsur bertema futuristik dan kosmolit ini menarik untuk disimak, terutama untuk para penonton yang gemar mempelajari ruang angkasa. Abrams  memanjakan penonton dengan efek CGI canggih, menampilkan pemandangan luar angkasa yang menawan, apalagi jika dinikmati melalui layar 3D. Sayangnya Botani XXI gak menyediakan versi 3D nya.
Film yang berbudget 190 juta dolar AS ini masih membawa teknologi Star Trek seperti warp drive (berpindah super cepat), transporter, communicator (teknologi komunikasi individu dengan pesawat), shields (perisai pelindung).Abrams mengambil tema cerita dari unsur-unsur film Star Trek II: The Wrath of Khan (1982).

Film yang berdurasi 133 menit tetap menampilkan hubungan persahabatan antara Kirk dan Spock terjalin apik dan menyentuh, sehingga ketika mereka beradu cara dan pendapat, mapun ketika berdamai dan berkolaborasi membangun greget dan perpaduan yang seharusnya ada.
Terbukti, di minggu pertama perilisannya, Star Trek sudah meraup 84 juta dolar AS, berhasil “menendang” Iron Man 3 dari posisi puncak box office Amerika Serikat. Situs agregator Rotten Tomatoes pun memberi nilai 86%,  jauh mengungguli Iron Man 3 yang hanya dapat 76%.

Antara Insting dan Logika
Cerita di buka dengan adegan di Planet Nibiru, dimana James T. Kirk (Chris Pine) dan kru nya harus menyelamatkan sebuah planet primitif dari kehancuran yang sebabkan oleh letusan gunung merapi. Seperti di film pertama perselisihan kerap terjadi antara Kirk yang lebih mengandalkan insting dan nalurinya dalam mengambil keputusan harus berbenturan dengan Spock (Zachari Quinto) yang selalu menggunakan logika dan sangat kalkulatif dalam bersikap. Kirk yang merasa di khianati oleh Spock dalam membuat laporan misinya di Nibiru harus menerima kenyataan pangkatnya di cabut. Kirk di anggap melanggar peraturan dengan mempertontonkan USS Enterprise kepada penduduk di Nibiru dan ini sangat bertentangan dengan prinsip Spock.  Di awal cerita sutradara sengaja menyuguhkan pendalaman karakter yang menyentuh sebelum memasuki dunia Trek.

Bersiap menuju Kronos
Kirk bersama Carol
Spock yang khas dengan gaya poni nya
My Name Is Khan
Eiitss…ini gak ada hubungannya dengan film Shahrukh Khan di film My Name Is Khan lho. Itu adalah cuplikan diaog dari tokoh villain yang bernama John Harrison alias Khan (Benedict Cumberbatch). Dan kayaknya aku jatuh hati pada karakter ini, Khan termasuk villain yang sempurna. Dingin, tak berperasaan, misterius, sadis sekaligus “sakti”. Khan merupakan manusia rekayasa genetik hasil ciptaan Alexander Marcus (Peter Weller). Salah satu proyek ambisius Federasi untuk memulai perang melawan Kekaisaran Klingon. Khan memulai aksinya dengan sengaja menolong Thomas Harewood (Noel Clarke) yang notabene adalah seorang pekerja di Starfleet dimana anak perempuannya sedang menderita koma. Khan mendonorkan darahnya untuk menolong sang putri dengan imbalan Harewood harus menghancurkan markas Starfleet. Setelah Starfleet hancur, Federasi segera menggelar siding untuk menangkap Khan, tapi sebelum rapat itu selesai kembali Khan menyerang membabi buta mengunakan Jumpship yang mengakibatkan Christhopher  Pike (Bruce Greenwood) langsung tewas seketika. Setelah kejadian itu Kirk dan Spock bertekad membalas dendam dengan mengejar Khan hingga ke Kronos.

Adu argumen
Adegan yang di kritik oleh penggemar, tak pantas.

Pertarungan Khas Trek
Dalam pengejaran mereka mengalami kendala, USS Enterprise yang sejatinya merupakan pesawat penjelajah luar angkasa, dan bukan di desain untuk bertempur mengalami kerusakan di bagian inti warp, yang mengakibatkan USS Enterprise berhenti mendadak tak jauh dari tempat Klingon berada. Pertempuran tak terhindarakan antara Pasukan Klingon vs Kirk dkk. Lalu tiba2 Khan datang menolong Kirk disaat dia terpojok oleh serangan pasukan Klingon. Terjadi dualisme pemikiran di otak Kirk yang menyisakan pertanyaan siapa sebenarnya Khan? musuh atau teman?.
Khan memang berakting menjanjikan di film ini, yang memang berhasil memperdaya Kirk untuk memuuskan niatnya membunuh Marcus.
Pertarungan Klingon vs Kirk dkk
USS Enterprise Yang Malang
Sejak di sekuel pertama vesi J.J Abrams ini, Enterprise memang selalu mendapat perlakuan buruk, disisi lain di banggakan tapi selalu di hancur leburkan. Adegan hancur2an kembali lagi di Into Darkess, dimana USS Enterprise sangat tak berdaya mengahadapi agresi USS Vengeance yang di komandoi oleh Marcus. Dan setelah diketahui kedok asli dari Khan, segera kru dari Enterprise meledakkan USS Vengeance dengan 72 torpedo modifikasi dari Dr. Bones. USS Vengeance hancur tapi USS Enterprise kehilangan tenaga yang langsung tersedot gravitasi bumi. Kirk kembali jadi pahlawan dengan aksi heroiknya menghidupkan kembali inti warp secara manual. Dan aksi ini memang diabayar mahal, Kirk harus menghembuskan nafas terakhirnya di dalam ruangan yang penuh radiasi aktif. Setelah Kirk tewas, Spock berniat mengejar Khan untuk membalas dendam. Akhirnya Kirk bisa selamat berkat bantuan darah dari Khan.

USS Enterprise yang selalu jadi bulan2an

“Perbedaan pendapat dari orang lain jangan dijadikan sesuatu yang meyimpang, kadang ide yang tak pernah kita pikirkan bisa mengubah jalan hidup kita kearah lebih baik. Perbedaan bukan untuk dijauhi tapi untuk saling melengkapi”. Kira2 itulah pesan moral yang ingin di sampaikan Abrams lewat film ini.

Salam 21



Kamis, 09 Mei 2013

Iron Man 3 : Panjang, Gelap, dan Rumit.


Poster Utama Iron Man 3

Ini dia film yang di tunggu2 para penggemar Marvel. Yup…kali ini Marvel Studios  yang berkolaborasi dengan DMG Entertainment lagi punya gawe,merilis Iron Man 3 tepat tanggal 25 April 2013 untuk Indonesia. Pihak Disney mengklaim sekuel yang ke 3 ini tidak melanjutkan kisah dari sekuel sebelumnya,tapi merupakan kelanjutan dari The Avenger. Tujuannya jelas,Iron Man 3 di siapkan untuk memberi petunjuk ke arah The Avenger 2 yang akan rilis tahun 2015 nanti. Walau kenyataannya sepanjang film yang berdurasi 130 menit ini tidak ada cerita dan petunjuk apapun untuk menuju The Avenger 2. Bahkan di ending story Tony lebih memilih menjadi manusia biasa daripada melanjutkan eksperimen Iron Man berikutnya. Satu2 nya petunjuk hanya di akhir cerita setelah credit title dengan munculnya Dr.Bruce Bunner/Hulk (Mark Ruffalo) yang tampil sebagai kameo dan sepenggal kalimat bertuliskan “Tony Stark Will Return”. Film yang lokasi syuting nya ini kebanyakan di ambil di Carolina Utara ini mendapat respon bagus di situs rottentomatoes.com dengan nilai rata2 7,8/10.

Disney mendaulat Shane Black untuk duduk di kursi sutradara sedangkan Jon Favreau yang mengarsiteki 2 sekuel sebelumnya bertindak sebagai Executive Producer bersama Kevin Feige plus kembali berperan sebagai Puppy Hogan yang kocak. Dalam sekuel ke 3 ini,Shane Black menjanjikan sesuatu yang baru di banding sekuel yang sebelumnya,memang jika aku lihat di trailer memang menjanjikan dan aku menduga pasti Shane Black mengikuti jejak Christhopher Nolan dengan The Dark Knight/The Dark Night Rises nya yang ternyata sukses besar.

Dugaanku tepat! Film yang berbudget US$ 200 juta ini berjalan dengan alur yang kompleks,kelam dan panjang. Tidak ada unsur film yang ringan dan ceria seperti di 2 sekuel sebelumnya. Nyaris aku hampir lupa kalau yang aku tonton ini Iron Man 3,aku kira sudah berubah menjadi film action thriller biasa.

Kisah di awali dengan perjuanganku mendapatkan tiket di XXI Botani Bogor,begitu susahnya karena memang loket antri kayak menuggu pembagian sembako,akhirnya dapat tiket juga yang versi 3D tapi untuk tayang besok. Tapi setelah nonton yang versi reguler ternyata gak ada bedanya, 3D nya hanya hasil konversi bukan direkam dengan kamera 3D.

Kesalahan Kecil Membawa Petaka
Cerita di mulai dari tahun 1999,dimana Tony Stark (Robert Downey Jr) sedang merayakan pergantian tahun bersama pacarnya Maya Hansen (Rebecca Hall) di Bern,Swiss. Maya Hansen adalah seorang Botanis,yang berhasil menemukan virus Extremis dimana organisme hasil penelitiannya bisa meregenerasi sendiri jika terluka. 

Pada waktu mau masuk lift bersama Maya ada seseorang ilmuwan bertampang amburadul yg mengaku bernama Aldrich Killian (Guy Pearce) dari AIM (Advanced Idea Mechanics) menerobos ingin bertemu dengan Tony dan sangat ingin Tony bergabung dengan proyeknya. Setelah keduanya sepakat membuat janji bertemu di atap gedung lalu keduanya berpisah. 

Tapi janji tinggal janji, ternyata Tony mengingkari janjinya buat bertemu dengan Killian, dan lebih tertarik dengan proyek Maya. Alhasil Killian menunggu dan menunggu sesuatu yang tak pasti. 

Aldrich Killian sebagai Villain terberat Tony Stark
Armor Baru
13 tahun kemudian setelah insiden kecil di Swiss atau 1 tahun tepat setelah kejadian di New York dalam The Avenger, Tony masih sibuk bereksperimen dengan armor Iron Man nya untuk lebih cangih lagi, jadi kostum itu otomatis terpasang ke badannya hanya dengan menggerakkan tangannya dengan gerakan tertentu yang sebelumnya pergelangan tangan Tony sudah di suntik dengan cairan khusus, menggantikan cara pemasangan kostum sebelumnya yang memang sudah ketinggalan jaman. Tony menyebutnya teknik Purpolis Anatomi

Seperti di film Iron Man sebelumnya,percobaan Tony selalu mengalami try and error yang di hiasi dengan adegan konyol. 

Film yang di adaptasi dari Marvel Comics karya Stan Lee ini menampilkan armor Iron Man dengan balutan warna baru yang kostumnya sudah bisa jalan sendiri, jadi kostum bisa terbang kesana kemari tanpa Tony, doi hanya mengontrol lewat suara yg di bantu oleh Komputer J.A.R.V.I.S. 

Setelah eksperimen itu sukses, walau masih berbentuk prototype armor  tsb di beri brand Mark 42. Dan di film ini Tony seperti mengalami gangguan psikologis pasca insiden di New York, mulai dari mimpi buruk tentang lubang hitam sampai mengalami déjà vu yang sangat mengganggu kehidupannya, Tony sadar selama ini hidupnya sudah sangat tergantung dengan armor Iron Man. Disini Shane Black memang lebih menceritakan sisi psikologis seorang jagoan,dan sejenak melupakan hingar bingar kedasyatan Iron Man.

Mark 42 sedang menunggu kedatangan Pepper Potts
Ini tampilan warna baru dari Iron Man dengan branded Mark 42
Tony bersama Mark 42 yang bisa dikendalikan jarak jauh


Masalah Mulai Datang
Aldrich Killian kembali ke kehidupan pribadi Tony dengan cara menggoda Pepper Potts, yang ternyata Pepper sebenarnya adalah mantan pacar Killian. Belum berhenti sampai disini, Tony disibukkan juga dengan teror bom bunuh diri yang marak di berbagai kota yang di lakukan oleh The Mandarin (Ben Kingsley). Musuh Tony kali ini jauh lebih hebat dari musuh2 sebelumnya, karena mempunyai kekuatan yang nyaris tanpa batas. Dan selain hebat musuh nya kali ini juga cerdik.  Mandarin punya pasukan tempur khusus, dan mereka menyebutnya Pasukan Extremis. 

Kalo kamu ingat karakter cyborg T1000 di film Terminator 2 ya kira2 seperti itulah gambaran tokoh antagonis tsb,jadi lebih sulit di bunuh. Shane Black sengaja mencomot komik Iron Man edisi Extremis karya Warren Ellis untuk di plot jadi musuh tersulit Tony yang pernah ada.

Musibah besar terjadi saat rumah mewah nya di Malibu yg sekaligus markas besar nya di bombardir oleh 3 helikopter tempur bersenjata berat. Musuh datang secara tiba2 setelah Tony membeberkan alamat lengkap rumahnya kepada media. Penghancuran besar2an pun terjadi, Tony yg saat itu belum siap menghadapi serangan brutal hanya bertahan seadanya, rumahnya luluh lantak dan beberapa koleksi armor Iron Man ikut hancur juga. Untung Mark 42 walau masih berstatus “uji coba” sudah bisa berfungsi maksimal untuk menghajar 2 helikopter. 

Sebelum sempat memberi pelajaran sama helikopter terakhir doi terlanjur kehilangan posisi dan jatuh ke laut, tenggelam, terseret dan terus meluncur ke dalam laut. Tony nyaris kehabisan oksigen, karena Mark 42 memang belum siap tempur termasuk menyelam di dasar laut. 

Dan setelah tenaga Mark 42 sudah kembali normal Tony melesat ke permukaan laut, langsung terbang jauh ke angkasa dalam keadaan Tony pingsan. Aku mengira karir Iron Man sudah tamat karena markas besar yang berisi laboratorium pribadi,bengkel serta server pusatnya hancur lebur. Plot cerita seperti ini yang aku suka,jagoan tak selalu beruntung dan selalu mudah. Alur cerita persis seperti di The Dark Night Rises atau Skyfall.

Nah dalam misi penyelamatan diri itu sampailah Tony di Tennesse, Sebuah tempat berjarak ribuan kilometer dari California, dan memang penerbangan ke Tennesse sudah di rencanakan oleh Jarvis, dan dikarenakan tempat yang terlalu jauh itu hubungan Tony dan Jarvis pun terputus,wah…makin susah juga si Tony ini, jika sudah offline maka Mark 42 sudah seperti robot pajangan, jadilah sang jagoan harus menyeret Mark 42 di tengah bukit bersalju yg dingin di tengah malam. Makin suram nih…

The Mandarin yang diperankan oleh Ben Kingsley tampil sangar di awal film
Rumah mewah Tony di Malibu yang di hancurkan pasukan Mandarin
Tony terdampar di Tennesse 
Pencarian Jatidiri
Dalam keadaan Mark 42 rusak parah,Tony menemukan rumah terpencil yg kebetulan mempunyai bengkel mekanik. Di rumah itu dia bertemu engan Harley, bocah 10 tahun yang serba ingin tahu. Dengan berbekal alat seadanya dan tentunya kejeniusan tanpa batas Tony mencoba mencari tahu siapa Mandarin, apa kelemahannya, darimana mereka dapat kekuatan itu, dan bagaimana cara mengalahkannya. 

Dan rupanya sepak terjang anggota Mandarin memang tidak sampai menghancurkan markas Tony, karena mereka tahu Tony masih hidup, maka perburuan membunuh Tony dilakukan oleh Ellen Brandt dan Eric Savin yang merupakan anak buah Mandarin. Disinilah sang sutradara Shane Black ingin menepis anggapan bahwa Tony tidak ada apa2nya tanpa kostum Iron Man, seperti yg pernah di ucapkan oleh Steve Roger/Captain America di film The Avenger. 

Tony menunjukan aksi heroiknya melawan para manusia api itu dengan tangan kosong,walau sempat keteteran tapi Tony masih sanggup menghadapinya. Dan setelah itu memang Tony nyaris menyelesaikan misi2 nya tanpa kostum Iron Man. Di Tennesse inilah Tony mulai menemukan titik terang tentang sepak terjang Mandarin.

Di sekuel 3 ini armor Mark 2 yang sudah milik pemerintah USA di modifikasi sedemikian rupa lalu di gunakan oleh Kolonel James Rhodes (Don Cheadle), jika sebelumnya di sekuel ke 2 di beri nama War Machine maka sekarang oleh pihak milter di beri nama Iron Patriot.

Iron Patriot lah yg menggantikan misi Tony menyelidiki siapa sebenarnya Mandarin ini. Tapi karena Mandarin lebih cerdik seperti yang di duga yang ada Iron Patriot lah yg di jebak dan di sandera. 

Dalam proses penyelidikan itu komunikasi Tony ke teman2 nya sudah kembali normal,tapi sayangnya Mark 42 masih belum bisa di pakai. Aku sudah mulai gemas,ini film sudah seperti film cop action, nyaris selama 30 menit Iron Man menghilang dan berubah menjadi Bad Boys.

Iron Patriot
Berbekal alat seadanya

Dalam keadaan pasrah dan kondisi Mark 42 yang tak berfungsi sama sekali
Iron Man is back….
Situasi makin rumit, Iron Patriot di tangkap beserta Kolonelnya, kostumnya di salahgunakan, dan selanjutnya Tony yang di tangkap dan di sandera, setelah dia berhasil membongkar siapa sebenarnya Mandarin itu, ternyata tak lebih hanya seorang aktor yang bernama Trevor Cassidy dan di bayar oleh Killian untuk memerankan tokoh Mandarin yang kejam, ternyata Mandarin aslinya culun dan sangaaaaaat culun. Jadi The Mandarin sebenarnya hanya imajinasi Killian itu sendiri. 
 
Setelah itu Pepper juga di sandera lalu akan dijadikan proyek Extremis berikutnya, Killian memanfaatkan Pepper untuk memaksa Tony segera membantu kekurangan dari proyek Extremisnya. Karena jika metabolisme tubuh manusia tak bisa menyerap Extremis dengan sempurna maka tubuhnya akan meledak dengan suhu ledakan yang amat extreme, yaitu 3000 derajat celsius. Cukup untuk menggoreng makhluk hidup sampai gosong dalam radius 15 meter. 

Dan ternyata Maya memang antek nya Killian. Semua pasukan manusia mutan milik Killian sepertinya hasil penelitian Maya 13 tahun yang lalu, dan yg lebih parah presiden USA juga ditangkap. Lengkap sudah segala kerumitan Tony. Disaat2 genting itu tiba2 jam tangan Tony bunyi bip…bip…bip… tanda apakah itu?

Yup itu merupakan kode dari Jarvis bahwa Mark 42 sudah siap tempur. Maka dengan pede Tony hendak melawan musuh dengan kondisi tangan terikat,di awali dengan tingkah konyolnya segala aksinya ternyata membuahkan hasil. Setelah Mark 42 terpasang walau sepotong2 ternyata oh ternyata…kostum gak bisa terbang karena tenaga belum maksimal,yaelah..Iron Man pun naik kapal laut buat menuju markas musuh cape deeeeh…. Adegannya seperti Spiderman yg gak bisa keluarkan jaring lagi dan terpaksa naik lift buat turun ke bawah wkwkwkwk

Di penghujung cerita inilah adegan finalnya. Akhirnya Tony bertemu Rhodes dan bersama2 menuju markas musuh,sewaktu di dalam kapal laut Tony sempat beraksi mengendalikan Mark 42 dari jarak jauh menyelamatkan 9 penumpang yang terjatuh dari pesawat terbang karena pesawatnya sudah di ledakkan oleh Eric Savin. Adegannya tegang tapi lucu.

Lalu setelah sampai di markas musuh tibalah Tony dan Rhodes berhadapan dengan puluhan pasukan Extremis hanya berbekal pistol dengan peluru pas2 an. Di tengah kesulitan itu Tony langsung menghubungi Jarvis untuk memerintahkan puluhan Iron Man menyerbu markas musuh. Ternyata tanpa di duga,di bawah tanah bangunan rumah Tony yg sudah hancur lebur sudah di siapkan puluhan Iron Man siap tempur, dan siap menerima perintah dari Tony.  
Adegan baku hantam pun terjadi antara pasukan Extremis dan pasukan Iron Man. Akhirnya di penghujung cerita Mark 42 lah yg jadi senjata pamungkas Tony walau sempat melakukan aksi konyol yang membuat isi gedung bioskop tertawa terbahak-bahak HAHAHAHAHAHA….

Cerita di tutup dengan di ledakkannya puluhan Iron Man di udara ditujukan kepada Pepper seperti perayaan tahun baru. Tony pun melakukan operasi  jantung untuk mengangkat proyektil bahan peledak yg ada di tubuhnya,bersamaan dengan itu maka arc reactor yang selama ini melekat didadanya di buang ke laut. Maka itu tandanya jangan berharap akan ada Iron Man 4.

Pasukan Iron Man siap menggempur Pasukan Extremis
Pepper Potts tampil seksi disini
Oke,pesan moral dari film ini adalah “Janganlah kamu membuat janji dengan seseorang jika kamu tak bisa menepati,karena akan membuat semua menjadi rumit”. Itulah kira2 kesalahan kecil Tony di awal cerita yang berjanji akan menemui Killian di atap gedung yang ternyata sebenarnya Killian adalah The Mandarin sendiri. Jadi motif disini adalah dendam pribadi dari Killian kepada Tony.

Sekedar informasi saja,film ini meraih sukses besar dari sisi financial. Shane Black membuat cerita dengan alur yang susah di tebak . Film yang ke 3 ini bisa di katakan berat, panjang dan gelap. Walau tidak seberat The Dark Night Rises,tapi terlihat jelas Shane Black meniru gaya Christhopher Nolan. Ciri khas Iron Man nyaris hilang, film berubah jadi semi drama di bumbui sedikit thriller. Banyak adegan yang sengaja dipaksakan untuk menyambungkan ke adegan lainnya,dengan kata lain Shane Black sempat keteteran. 

Hal yang sama pernah di lakukan Sam Raimi lewat Spiderman 3 nya. Banyak pihak yang menilai teknik “dark” ini sebuah blunder, tapi aku menilai ini sebuah inovasi. Oke lah identitas film jadi hilang...tapi Shane Black mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah di coba oleh Jon Favreau di sekuel ke 1 dan 2. 

Dan bisa di lihat sendiri Iron Man 3 sukses meraup pendapatan US$740,6 juta atau Rp 7 trilliun di seluruh dunia dalam 12 hari sejak di rilis. Jauh lebih kecil daripada The Avenger yang sukses mendulang di angka US$1.51 miliar atau setara dengan 14,2 trilliun yang menempatkan film ini duduk manis di peringkat 3 sebagai film terlaris sepanjang masa.

Salam 21





Rabu, 08 Mei 2013

Review Defiance


Iseng iseng nih mo review salah satu film favorit ku. Mengapa Defiance? Karena ber genre perang khusus nya berlatar belakang Perang Dunia II. Mengapa Defiance? Karena Sutradara nya yakni Edward Zwick salah satu sutradara favorit. Mengapa Defiance? Karena aku suka sekali menyoroti kisah dari kekejaman Nazi. Sebenarnya gak ada yang istimewa dalam film ini,karena jangan harap ada adegan baku tembak layak nya Behind Enemy Lines atau pun Saving Private Ryan,kalau pun ada kuantitas nya pun hanya sedikit,bisa dikatakan berkesan sebagai penghibur. Inti dari film ini adalah manusia bertahan hidup dari ganas nya alam dan ganas nya tentara Nazi. Sang tokoh utama Tuvia Bielski ( Diperankan oleh Daniel Craig,Si James Bond) benar2 mengundang decak kagum,bahkan kalau di compare sama Quantum Of Solace masih lebih alami dan manusiawi,itu karena fim ini di angkat dari kisah nyata. Jadi jangan harap ada adegan2 manusia super hero disini.




Kisah bermula dari 4 bersaudara Bielski yang berhasil lolos dari kepungan tentara nazi,dan kemudian kabur ke tengah hutan untuk menyelamatkan diri. Di hutan mereka bertemu dengan kelompok pengungsi yahudi dari desa lain. Mereka lalu bergabung. Dari hari ke hari banyak berdatangan pengungsi dari desa lain nya,disini lah polemik mulai terjadi. Zus Bielski ( Di perankan oleh Liev Schreiber ) mulai gak setuju dengan kehadiran pengungsi2 itu,karena persediaan makanan mereka mulai menipis. Ketegangan pun terjadi,Tuvia lebih memilih memimpin para pengungsi untuk menyelamatkan diri,sedangkan Zus lebih memilih bergabung dengan Partisan Rusia. Dalam Defiance ada Ketegangan,Cinta,Kekejaman,Krisis Kepemimpinan dan Kesedihan. Jarang banget ada film berlatar belakang PD II yang menggabungkan unsur tersebut. Tapi jangan salah film ini terasa membosankan juga,bisa2 malah ngantuk nonton nya.

Di akhir cerita akhirnya Tuvia berhasil menyelamatkan 1200 warga yahudi. Dan Zus pun kembali bergabung dengan kelompok Tuvia. So...bagi yang suka film Drama berlatar belakang perang,Defiance wajib di tonton

Review Valkyrie


Lagi...salah satu film perang berlatar belakang Perang Dunia II,maklum lagi demen sama film2 perang apalagi yang berbau politik,pun juga masih menyoroti tentang kekejaman Nazi. Judul nya cukup singkat dan padat,tapi artinya sangat luas. Valkyrie berasal dari bahasa Yunani yang berarti Dewa,memang gak nyambung dalam film ini :D......tapi disini Valkyrie adalah sebuah operasi militer yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan di Jerman bila Adolf Hitler terbunuh,tapi akhirnya operasi ini di salahgunakan untuk mengkudeta Hitler.

Stauffenberg sedang berdansa bersama istrinya

Mungkin dah banyak yang tau tentang film ini,tapi ada yang ganjil dan gimana gitu....Ini film sejarah Jerman tapi kok Amerika banget. Ciri dari film Amerika adalah penekanan tokoh utama yang jadi tokoh super hero dan mendominasi dalam seluruh film. Lihat saja aksi Stauffenberg ( Di perankan oleh Tom Cruise ) begitu perkasa dan punya wewenang penuh dalam operasi valkyrie,padahal pangkat dia hanya Kolonel dan dia hanya orang baru dalam usaha pembuhunan terhadap Hitler. Sebelumnya sudah ada usaha pembunuhan terhadap Hitler sebanyak 15 kali tapi selalu mengalami kegagalan. Film yang di angkat dari kisah nyata ini punya skenario yang bagus dan berbobot,tapi kurang mengena dalam casting pemain. Faktor Cruise penyebabnya. Padahal Valkyrie di sutradarai oleh sutradara top Bryan Singer (X-Men,Superman Return) tapi film berubah jadi layak nya super hero macam XMen atau James Bond. Jadi gak heran kalau para politisi dan kritikus film jerman banyak yang mengkritik film ini. Tapi apapun alasan nya film ini layak di tonton,apalagi bagi mereka yang mendambakan sejarah. Yang plus dari Valkyrie adalah setting lokasi dan kualitas gambar di atas rata2.

Stauffenberg bersama tim sedang merencanakan pemboman di bunker milik Hittler


Kisah bermula dari beberapa usaha percobaan pembunuhan terhadap Hitler yang di lakukan oleh beberapa jenderal Jerman,tapi usaha itu selalu gagal.Dalam keputusasaan,muncullah seorang Stauffenberg seorang kolonel yang baru kembali dalam perang di Tunisia. Dia kehilangan mata kiri,tangan kanan dan dua jari tangan kiri nya. Stauffenberg pula penggagas ide mengaktifkan kembali operasi Valkyrie. Dalam operasi ini Kolonel Stauffenberg lah yg berperan penuh dan berwewenang,ini yg jadi kontroversi dalam ini. Padahal dalam komplotan ini banyak beberapa jenderal. Tapi lagi2 usaha itu gagal,karena ternyata Hitler tidak tewas seperti yang di harapkan,dia hanya luka ringan pada tangan nya dalam sebuah ledakan yang sudah di rencanakan oleh stauffenberg. Karena ini juga ada beberapa jenderal yang melindungi Hitler. Suasana film ini mirip G30S,mencekam. Apalagi pas eksekusi mati terhadap para pemberontak yang di pimpin oleh Stauffenberg,dan juga mengharukan akan kisah cinta Cruise itu sendiri......So bagi pecinta film perang berlatar PD 2 Valkyrie layak di konsumsi

Review Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief



Bagi penggemar Harry Potter mungkin juga suka dengan film yang satu ini. Bagaimana bila mitologi yunani kuno di suguhkan dalam setting jaman modern lalu di kemas dalam sebuah film?
Jawabannya adalah Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief. Setelah sukses berat dengan Harry Potter,Chris Columbus mencoba mengangkat novel fiksi karya Rick Riordan. Hasil nya? Lagi2 bikin geleng2 kepala. Screenplay di atas rata2,efek visual begitu halus,tata suara mantap. Film yang di garap oleh Fox 2000 Studio selalu menciptakan joke2 khas ala amerika bikin orang2 di bioskop ketawa terpingkal2. Di lihat dari penggarapan nya,Chris Columbus memang mendedikasi kan film ini di kalangan remaja. Dan satu lagi nilai plus dari film ini adalah kehadiran aktor2 kawakan macam Pierce Brossman,Sean Bean dan Uma Thurman. Akting dari pemeran utama si Logan Lerman(berperan sebagai Percy Jackson) juga memukau,sampai2 temanku yang menonton tak henti2 nya memuji doi. Chris Columbus pun mampu membuat film ini mudah di mengerti walaupun penonton belum pernah membaca novel nya sekalipun.




Kisah bermula dari misteri hilang nya petir Dewa Zeus,dan semua dewa menuduh Percy lah yang mencuri. Hades yang begitu bernafsu memiliki petir itu agar menjadi Dewa nya dewa menculik ibu Percy.
Percy yang di klaim sebagai putra Dewa Poseidon merasa tak pernah mencuri petir itu,maka bertekad menyelamatkan ibunda dari cengkeraman Hedes. Dia tidak sendiri,dalam petualangan nya mencari jalan menuju neraka dia di temani Grover ( Brandon T. Jackson) dan si cantik jelita Annabet (Alexandra Daddano). Ini dia petualangan mendebarkan dan banyak kelucuan2 yang terjadi sepanjang film.
Selanjutnya.....nonton sendiri aja deh,lagi capek ngetik nih.

Tapi ada adegan yang begitu menyentuh hati,saat pembicaraan antara Poseidon dan Percy. Kisah klasik antara Ayah dan Anak,yang membuat ending cerita begitu so sweet.. :-)

Kalau mau menjajah Bumi, jangan mendarat di Los Angeles...

Poster utama film
Bumi didatangi makhluk luar angkasa. Kota-kota besar hancur-lebur. Manusia melawan balik dengan angkatan bersenjata. Sudah pernah lihat cerita ini bukan? Kalau dalam sebuah film perang, pernah juga?

Alkisah, Bumi diserbu kumpulan meteor yang membawa makhluk asing. Mereka mendarat di banyak tempat, dan mulai melancarkan invasi.Untuk menangkal invasi di Los Angeles, US Air Force akan melakukan pemboman besar-besaran. Tapi masih terdapat beberapa warga sipil yang terjebak di kantor polisi — padahal seluruh kota sudah dievakuasi.

Keadaan genting itu membuat Sersan Nantz, seorang marinir yang hari itu sebenarnya baru mengundurkan diri, ditarik lagi untuk mendampingi komandan baru sebuah unit — untuk membebaskan warga sipil yang terjebak tadi.

Dibintangi Aaron Eckhart, Michelle Rodriguez dan NeYo, “Battle: Los Angeles” tidak bercerita tentang Amerika yang jadi penyelamat dunia, melainkan tentang sekelompok pasukan yang menjalankan misi mereka di tengah invasi makhluk asing.



100% Film Perang
Berbeda dengan “War of The Worlds”, “Independence Day” dan genre sejenisnya, “Battle: Los Angeles” tidak bermain di ranah drama maupun fiksi ilmiah. Walau punya karakter sentral Michael Nantz, film ini tetap bercerita perjalanan seluruh pasukan. Setiap orang masih punya cerita latar, namun tidak dalam sebab judul film ini bukan “Drama Los Angeles”.

Film ini membawa pendekatan baru untuk genre yang biasanya lebih dekat dengan fiksi ilmiah. Sepanjang cerita, kita hanya mengikuti para marinir dan tidak pernah berpindah ke plot lain, hingga penonton merasa benar-benar turut dalam pertempuran.
“Ia termasuk film yang bersih dari darah dan bahasa kasar tentara.”

Dan banyak sekali pertempuran di film ini! Sejak awal, terdapat banyak klise film perang yang tampaknya sengaja dibuat di “Battle: Los Angeles”. Bagi penggemar film perang, klise ini justru membuat senyum sebab seolah menegaskan, inilah genre perang klasik yang Anda rindukan.

Di sisi penggambaran para makhluk asing, “Battle: Los Angeles” jauh dari klise. Para penjajah Bumi bukan jenis monster super macam “Alien” atau pemburu mahacanggih ala “Predator”. Mereka digambarkan sebagai tentara. Kita hanya akan mengetahui tentang makhluk ini sebatas pandangan dan pemahaman para marinir — tak kurang dan tak lebih.

Penggemar fiksi ilmiah mungkin akan kecewa, tapi penggemar film perang rasanya akan menikmati serunya “Battle: Los Angeles”.



Los Angeles berubah jadi lautan api

Namun Juga…
“Battle: Los Angeles” hanya sedikit memberi ruang bernapas karena sebagian besar adegan adalah pertempuran yang intens. Ini sebenarnya bagus, tetapi sebagian orang mungkin akan merasa jalannya plot agak mengulang-ulang (repetitif) sementara durasi film cukup panjang.

Penonton yang rewel terhadap cerita latar bisa jadi tak akan betah menonton film ini. Begitu juga mereka yang butuh penjelasan lengkap dan logis bagi semua aspek cerita. Sebab film ini tak mau ambil pusing soal hal itu — meski pada suatu titik ada juga bagian cerita yang terasa dipaksakan demi menambal lubang logika.

Film ini terasa nanggung sebab sebagai sebuah film perang yang cukup intens dan penuh laga, ia termasuk film yang bersih dari darah dan bahasa kasar tentara. Kenapa tidak sekalian sekeras Blackhawk Down atau setajam Saving Private Ryan?

Aku menduga pihak studio tidak ingin “Battle: Los Angeles” mendapat rating dewasa, supaya tetap bisa dijual ke penonton yang berusia belia. Pada akhirnya, film ini tidak terlalu terasa sebagai propaganda Amerika. Ia lebih cocok jadi film/iklan perekrutan marinir AS.


High Battle


Kapan Masuk Indonesia?
Banyak komentar dan kritik terarah ke “Battle: Los Angeles” karena sepanjang film, isinya hanya berupa pertempuran yang terasa kalang-kabut dan berisik tanpa banyak cerita.

Penilaian itu ada benarnya, tetapi bukankah judul film ini sudah to-the-point: “Battle: Los Angeles”? Tentu saja isinya pertempuran yang terjadi di, euh, Los Angeles!

Namun demikian, film ini membuat saya meneteskan air mata haru di satu-dua adegan. Sejak “Blackhawk Down”, belum pernah ada lagi film perang modern yang besar dan “Battle: Los Angeles” mengobati kerinduan itu dengan unik.

Film ini punya pesan moral untuk makhluk luar angkasa: Kalau mau menjajah Bumi, jangan mendarat di Los Angeles...